Sabtu, 03 Desember 2011

Resiko Melahirkan secara Caesar


Dahulu hampir setiap persalinan orang mendengar kata “normal” yang artinya persalinan itu dilakukan secara alami dan melewati jalan lahir atau “vagina”.  Jika bayi sungsang mendekati persalinan, maka bidan yang menangani akan memutar posisi bayi sehingga menghadap “jalan lahir”.

Akan tetapi, saat ini melahirkan secara Caesar seperti menjadi trend saja. Para calon ibu memutuskan sendiri untuk melahirkan Caesar, mereka membooking kamar rumah sakit, memilih tanggal cantik untuk persalinan mereka nanti. Hal itu mereka lakukan walaupun tidak terdapat masalah pada kehamilan mereka.
Alasan lain selain agar bisa memilih tanggal lahir adalah agar mereka tidak perlu tersiksa mengejan. Selain itu rasa sakit proses melahirkan secara Caesar juga tidak separah melahirkan secara normal karena sang ibu dibius baik lokal ataupun total.

Tiap tahun angka kelahiran bayi secara Caesar terus meningkat. Banyaknya calon ibu yang melahirkan Caesar tanpa rekomendasi medis ini disebabkan karena kurangnya informasi tentang hal itu. (bahkan lebih parah lagi ada dokter yang menyarankan operasi Caesar saja walaupun tidak terdapat indikasi medis tertentu dengan ibu atau bayinya).
Perlu diketahui sebenarnya resiko operasi itu banyak dan serius sehingga jauh lebih berbahaya dibandingkan persalinan secara normal. Dan yang menanggung resiko itu bukan hanya ibu saja tetapi bayi juga.  
Berikut ini akan diterangkan resiko kelahiran secara Caesar baik terhadap ibu maupun bayi yang bisa terjadi  :

1.   Resiko jangka pendek

·         Infeksi pada bekas jahitan
Ada sekitar tujuh lapisan dari kulit perut sampai dinding rahim yang setelah selesai operasi akan dijahit masing-masing lapisan tersendiri. Jadi bisa ada tiga sampai lima lapis jahitan. Jika proses penyembuhan tidak berjalan sempurna, kuman akan lebih mudah menginfeksi sehingga luka akan bertambah parah. Bukan tidak mungkin akan dilakukan penjahitan ulang.
·         Infeksi rahim
Infeksi ini terjadi jika sudah kena infeksi sebelumnya, misalnya mengalami pecah ketuban. Saat dilakukan operasi, rahim pun terinfeksi. Apalagi jika antibiotik yang dipakai tidak cukup kuat.
·         Keloid
Jaringan parut yang muncul pada sayatan bekas operasi.
·         Pendarahan
Pendarahan pada proses persalinan memang tak bisa dihindari. Namun persalinan dalam operasi caesar dua kali lipat dibandingkan persalinan secara normal.
·         Cedera pembuluh darah
Pisau atau gunting yang dipakai pada operasi beresiko melukai  pembuluh darah.
·         Cedera pada kandung kemih
Kandung kemih letaknya melekat pada dinding rahim. Saat operasi Caesar dilakukan, kandung kemih ini bisa saja terpotong.
·         Air ketuban masuk ke pembuluh darah
Selama operasi berlangsung, pembuluh darah terbuka. Ini memungkinkan kompilasi berupa masuknya air ketuban ke dalam pembuluh darah (embolus). Bila embolus mencapai paru-paru, terjadilah apa yang disebut pulmonary embolism. Jantung dan pernapasan ibu bisa terhenti tiba-tiba. Terjadilah kematian mendadak.
·         Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa terjadi pada urat darah halus di bagian kaki atau organ panggul. Jika bekuan darah ini mengalir ke paru-paru maka terjadilah embolus.
·         Kematian saat persalinan
Beberapa penelitian menunjukkan angka kematian ibu melahirkan Caesar lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan secara normal. Kematian umumnya dikarenakan kesalahan pembiusan atau pendarahan yang tidak ditangani secara cepat.
·         Kelumpuhan kandung kemih
Setelah operasi Caesar, ada kemungkinan ibu tidak bisa buang air kecil  karena kandung kemihnya kehilangan daya gerak (lumpuh). Ini terjadi karena saat proses pembedahan berlangsung, kandung kemih terpotong.
·         Hematoma
yaitu pendarahan dalam rongga tertentu. Bila ini terjadi, selaput di samping rahim akan membesar membentuk kantung akibat pengumpulan darah yang terus menerus. Akibatnya fatal, yaitu kematian ibu. Kasus ini juga bisa terjadi pada persalinan normal. Tapi mengingat resiko pendarahan lebih besar pada operasi Caesar, resiko hematoma juga lebih besar.
·         Usus terpilin
Operasi Caesar mengakibatkan gerak peristaltik usus tak bagus. Kemungkinan karena penanganan yang salah akibat manipulasi usus atau pelengketan usus saat mengembalikannya ke posisi semula. Rasanya sakit sekali dan harus dilakukan operasi ulang.
·         Keracunan darah
Hal ini dapat terjadi pada operasi Caesar bila sebelumnya ibu sudah mengalami infeksi. Ibu yang di awal kehamilan mengalami infeksi rahim bagian bawah, berarti air ketubannya sudah mengandung kuman. Bila ketuban pecah dan didiamkan, kuman akan aktif sehingga vagina berbau busuk karena bernanah. Seterusnya, kuman masuk ke pembuluh darah ketika operasi berlangsung dan menyebar ke seluruh tubuh. Keracunan darah yang berat menyebabkan kematian ibu.

2.   Resiko jangka panjang

·         Masalah psikologis
Menurut penelitian, wanita yang mengalami operasi Caesar punya perasaan negatif usai menjalaninya. Depresi pasca persalinan juga merupakan masalah yang sering muncul. Beberapa mengalami reaksi stress pascatrauma berupa mimpi buruk, kilas balik atau ketakutan luar biasa terhadap kehamilan. Masalah psikologis ini lama-lama akan mengganggu kehidupan rumah tangga atau menyulitkan pendekatan terhadap bayi. Hal ini dapat muncul jika ibu tidak siap menghadapi operasi.
·         Pelekatan organ bagian dalam
Disebabkan karena tidak bersihnya lapisan permukaan dari noda darah. Terjadilah pelengketan yang menyebabkan rasa sakit pada panggul, masalah pada usus besar, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual. Jika kelak dilakukan operasi Caesar lagi, pelekatan bisa menimbulkan kesulitan teknis hingga melukai organ lain seperti kandung kemih atau usus.
·         Pembatasan kehamilan
Dulu perempuan yang melahirkan secara Caesar hanya boleh melahirkan tiga kali. Kini dengan teknik operasi yang lebih baik, ibu memang boleh melahirkan lebih dari itu bahkan sampai lima kali. Tapi resiko dan komplikasinya makin berat.
  
3.  Resiko persalinan selanjutnya
·   Sobeknya jahitan rahim
Ada tujuh lapis jahitan yang dibuat saat operasi Caesar yaitu jahitan pada kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Jahitan rahim ini bisa sobek pada persalinan berikutnya. Makin sering menjalani operasi Caesar, makin tinggi resiko terjadinya sobekan.
·         Pengerasan plasenta
Plasenta bisa tumbuh ke dalam melewati dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan. Bila plasenta sampai menempel terlalu dalam (sampai ke myometrium), harus dilakukan pengangkatan rahim karena plasenta mengeras. Resikonya terjadi plasenta ini bisa meningkat karena operasi Caesar.
·         Tersayat
      ada dua dapat soal kemungkinan tersayatnya bayi saat operasi Caesar. Pertama karena habisnya air ketuban yang membuat volume ruang di dalam rahim menyusut. Akibatnya ruang gerak bayi berkurang dan lebih mudah terjangkau pisau bedah.
     Kedua karena pembedahan lapisan perut selapis demi selapis yang mengalirkan darah terus menerus. Semburan darah membuat janin sulit terlihat. Jika pembedahan tidak dilakukan hati-hati, bayi bisa tersayat di bagian kepala atau bokong, terlebih dinding rahim sangat tipis.
·         Masalah pernapasan
      Bayi yang lahir lewat operasi Caesar cenderung mempunyai masalah pernapasan, yaitu napas cepat dan tak teratur. Ini terjadi karena bayi tak mengalami tekanan saat lahir seperti bayi yang lahir secara normal sehingga cairan paru-parunya tak bisa keluar. Masalah pernapasan ini akan berlanjut hingga beberapa hari setelah lahir.
·         Angka APGAR rendah
     Angka APGAR adalah angka yang mencerminkan kondisi umum pada bayi pada menit pertama  dan menit kelima. Rendahnya angka APGAR merupakan efek anestesi dan operasi Caesar, kondisi bayi yang stess menjelang lahir, atau bayi tak distimulasi sebagaimana bayi yang lahir lewat persalinan normal. Berdasarkan penelitian, bayi yang lahir lewat operasi Caesar butuh perawatan lanjutan dan alat bantu pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan bayi lahir normal.

     (Sumber informasi : “Buku Panduan Lengkap Kehamilan, penulis Mirza Maulana”)
     
     Demikianlah teman-teman postingan mengenai resiko operasi Caesar, semoga bisa menambah informasi kita semua. Yang terpenting selain menambah wawasan tentang kehamilan, jangan lupa berdoa ya teman-teman. Siapkan hati dan mental baik menghadapi persalinan secara normal ataupun Caesar semoga berjalan lancar  ^_^
  
     Untuk membaca informasi lainnya, teman-teman dapat membeli buku ini di toko buku. Saat hamil, saya membelinya di Gramedia dan sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar kehamilan dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar